Minum obat cacing memang merupakan terapi cacingan. Tapi ingat, itu bukan untuk pencegahan. Hidup sehat tetap cara pencegahannya.
Suatu hari, di sekolah Andika (7 tahun) diselenggarakan pemberian obat cacing secara massal, mulai dari siswa kelas satu hingga enak sekolah dasar (SD).
Dengan adanya program pemberantasan penyakit cacingan di sekolah Ny. Dinar mengaku merasa amanm dan yakin bahwa kedua anaknya telah bebas dari cacingan. Benarkah demikian?
Infeksi Cacing Usus
Menurut dr.
"Obat cacingan baik untuk mengatasi cacingan jika seseorang sudah positif menderita cacingan. Namun, obat cacing tidaklah tepat digunakan untuk mencegah cacingan," kata Adi.
Penyakit cacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi cacing usus (soil transmitted helmithes) di dalam tubuh manusia.
- cacing gelang (Acaris lumbricoides)
- cacing cambuk (Trichuris trichiura)
- cacing tambang (hookworm, necator americanus, Ankylostoma)
- cacing kremi
Pentingnya Sanitasi
Bagaimana cacing-cacing tersebut dapat menjadi parasit yang 'mampir' ke dalam tubuh kita? 'Tubuh manusia - dalam hal ini usus besar - menjadi salah satu daur hidup cacing. Siapa yang rentan mengalaminya? Ini erat kaitannya dengan perilaku bersih dan kondisi sanitasi lingkungan," kata Adi. Berdasarkan penelitian yang sejak tahun 1987 dilakukan Yayasan Kusuma Buana, anak-anak SD memiliki prevalensi dan densitas infeksi tertinggi dibandingkan kelompok umur yang lain. "Cacingan merupakan masalah lama di Indonesia, dengan prevalensi sangat tinggi. Bukan hanya menyerang anak-anak, remaja, dewasa bahkan lansia pun bisa mengalaminya," kata Adi.
Data Departemen Kesehatan RI tahun 1997 menunjukkan prevalensi pada anak-anak SD sebesar 60-80 persen, dan pada dewasa sebesar 40-60 persen. Mengapa di Indonesia masalah cacingan masih tinggi? Menurut Adi hal ini dikarenakan beberapa sebab, antara lain ;
- pemberantasan cacingan tidak berlangsung kontinu
- dilakukan perorangan
- masih banyak pemahaman yang keliru dalam memberantas cacing.
Mengapa Orang Menderita Cacingan?
- mengonsumsi makanan/minuman yang tercemar (terinfeksi) oleh telur cacing
- kebiasaan buruk; tidak mencuci tangan sebelum makan dengan sabun
- kebiasaan mengemut jempol atau memasukkan jari ke mulut
- tidak mengenakan alas kaki saat bermain atau beraktivitas di tempat kotor yang tercemar oleh telur cacing.
Selama pola hidup sehari-hari tidak berubah, maka orang akan selalu rentan cacingan. Melihat contoh di atas, Ny.Dinar merasa pemberian obat cacing sudah cukup mengatasi dan mencegah cacingan. "Pemberian obat saja tidak cukup. Memang setelah diberi obat, cacingnya mati, tetapi beberapa hari kemudian bisa terinfeksi kembali," kata Adi.
Oleh karena itu, alumnus FKUI ini menyatakan bahwa yang harus ditekankan adalah penyuluhan tentang pola hidup sehat kepada masyarakat. "Dan ini harus diulang-ulang terus, supaya budaya hidup sehat melakat di benak setiap orang. Ini yang lebih penting, bukannya diberi obat cacing lalu selesai," papar Adi.
Karena menurutnya, pemberian obat akan sia-sia jika diberikan pada mereka yang tidak cacingan. Sebaiknya, dilakukan pemeriksaan laboratorium dulu untuk mengetahui apakah ada infeksi cacing. Jika positif, baru diberikan obat cacing.
Penggunaan Obat Cacing
Obat cacing yang ada di pasaran sudah cukup memadai untuk mengatasi cacingan. "Tapi yang perlu diluruskan adalah obat cacing tidak menghancurkan cacing, melainkan hanya membunuh atau membuat cacing lemas, sehingga ketika seseorang buang air besar, cacing-cacing tersebut ikut terbawa keluar. Bayangkan kalau obat itu menghancurkan cacing, pasti kerusakan pada usus besar juga terjadi,"tutur Adi.
Diakui Adi, masyarakat terkadang memiliki persepsi keliru tentang obat, dianggap jika sudah diberi obat semua pasti beres, padahal masalahnya tidak selesai sampai di situ. Minum obat cacing dari dalam tubuh atau menyembuhkan dari cacingan, tapi tidak membuat tubuh kebal terhadap cacing. Tidak juga lantas berarti orang tidak akan pernah mengalami cacingan lagi.
Bila jenis cacingan yang mengeram dalam perut sudah diketahui, dokter akan memberikan obat cacing yang tepat. Dosisnya pun akan disesuaikan dengan berat badan pasien. Dan yang lebih penting lagi, tubuh pasien akan kebal terhadap serangan jenis cacing tersebut.
Adi menyarankan pemeriksaan laboratorium ini dilakukan enam bulan sekali. "Tapi pengobatan secara laboratoris itu harus pula diimbangi menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Kalau tidak, cacing itu akan kembali datang," kata Adi.
Periksa Teratur
Adi menyarankan agar masyarakat mulai perduli terhadap kesehatan, bukan hanya penyakit yang dianggap 'besar' dan mematikan, namun bisa mengurangi kualitas hidup." Cacingan derajat sedang hingga berat bisa menimbulkan anemia, jika terjadi pada anak-anak, akan menyebabkan pertumbuhan selanjutnya menjadi terganggu.
Oleh karena itu Adi menyarankan agar pemeriksaan kesehatan (check-up) dilakukan secara teratur. "Selain pemeriksaan darah, urine, juga lakukan pemeriksaan feses di laboratorium. Ini lebih baik. Jika positif, baru minum obat."
Sejauh ini obat cacing yang beredar di lapangan memiliki spektrum luas, dapat membasmi ketiga cacing yang menginfeksi tubuh manusia - cacing gelang, cambuk, dan tambang.
Cacingan memang tidak mematikan, namun jangan biarkan ia bercokol di tubuh Anda dan menyerap zat-zat penting di tubuh Anda.
Asal : CBN Portal website
Sumber Asli : Tabloid Ibu dan Anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar