Selasa, 09 September 2008

100 Persen Perajin Gerabah di Lombok Cacingan

TEMPO Interaktif, Mataram:Sebanyak 100 persen perajin gerabah di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengidap cacingan. Penyebabnya karena tiap hari bersentuhan dengan tanah dan pola hidup yang jauh dari standar sehat.

Demikian hasil penelitian yang disponsori empat
lembaga, yaitu Dinas Kesehatan NTB, Ford Foundation,
Pusat Informasi Kesehatan dan Perlindungan Keluarga
(PIKPK) dan Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas
Mataram.

"Hasil penelitian kami menunjukkan seperti itu. Jadi
100 persen perajin gerabah 100-nya mengidap cacingan,"
kata Reny Bunyamin, peneliti dari Dinas Kesehatan NTB, di kantornya, Senin (21/11) siang.

Jumlah sampel yang diteliti, papar Reny, sebanyak 400 perajin gerabah. Dari jumlah itu, ada 392 perempuan dan sisanya adalah pria. Lokasi penelitian berada di Desa Banyumulek-desa di Lombok yang dikenal sebagai pusat gerabah.

Setelah dilakukan pemeriksaan, seperti kotoran dan gejala klinis penyakit, ternyata 100 persennya mengidap penyakit cacingan. Jenis cacing yang ada di tubuh perajin gerabah, seperti cacing gelang (ascaris lumbriscoides) sebanyak 52 persen, cacing cambuk dan cacing kremi sebanyak 48 persen.

Reny meyakini perajin gerabah di daerah lain di Pulau Lombok, kondisinya tak jauh berbeda. Misalnya,
perajin gerabah yang ada di Desa Penunjak, Kecamatan
Praya Barat, Kabupaten Lombok Barat. Apalagi, di
kawasan itu taraf hidup ekonominya jauh lebih rendah
dari para perajin gerabah di Desa Banyu Mulek, Lombok
Barat.

Sedangkan gejala klinis yang diderita para perajin
gerabah, terutama yang perempuan, biasanya mengalami
keluhan seperti keputihan, pegal-pegal, linu, dan cepat merasa capek. Sujatmiko

SUMBER : TEMPO INTERAKTIF NASIONAL

Tidak ada komentar: