Senin, 08 September 2008

60% Anak Di Medan Cacingan, Waspadai Kebiasaan Konsumsi Sayur Mentah

Wednesday, 20 June 2007 11:04 WIB

Diperkirakan sekitar 60 persen anak-anak yang bermukim di Kota Medan menderita cacingan. Ini terjadi akibat kebiasaan anak-anak yang tidak memakai alas kaki dan tidak mencuci tangan ketika hendak makan. Demikian dikatakan ahli parasitologi FK-USU dr. Endang Haryati, Sp.ParK kepada Waspada di sela-sela acara penyerahan bantuan obat cacing serta vitamin A dari Vitamin Angels dan Save The Children di Dinas Kesehatan Kota Medan, Selasa (19/6).

Diperkirakan sekitar 60 persen anak-anak yang bermukim di Kota Medan menderita cacingan. Ini terjadi akibat kebiasaan anak-anak yang tidak memakai alas kaki dan tidak mencuci tangan ketika hendak makan. Demikian dikatakan ahli parasitologi FK-USU dr. Endang Haryati, Sp.ParK kepada Waspada di sela-sela acara penyerahan bantuan obat cacing serta vitamin A dari Vitamin Angels dan Save The Children di Dinas Kesehatan Kota Medan, Selasa (19/6).

Menurut Endang, kasus cacingan pada anak-anak tertinggi ditemukan di daerah pinggiran seperti Belawan, Medan Tuntungan dan lain-lain. Namun di pusat Kota Medan, kasus cacingan pada anak-anak sudah berkurang. Endang menjelaskan, penyakit cacingan dapat menyerang semua kelompok umur mulai dari anak-anak hingga kelompok lansia (lanjut usia). Namun kasus cacingan sangat jarang ditemukan pada kelompok dewasa karena daya tahan tubuhnya lebih kuat dibanding anak-anak.

Proses penularan penyakit cacingan dimulai dari adanya penderita membuang kotoran yang mengandung telur cacing secara sembarangan (bukan di toilet). Setelah tiga minggu, telur cacing akan matang dan menjadi larva yang mampu bertahan antara 1-2 tahun.

"Ada beberapa jenis cacing yang bisa masuk ke dalam tubuh manusia yakni cacing kremi, gelang, cambuk, tambang dan lain-lain. Namun bagi orang yang tidak memakai alas kaki, akan berpotensi terinfeksi cacing tambang. Jenis cacing

ini masuk ke dalam tubuh dengan cara menembus kulit luar tubuh," ujarnya.

Endang juga mengingatkan tentang bahaya mengkonsumsi sayur mentah seperti salad, gado-gado, pecel dan lain-lain. Pasalnya, sayuran yang menggunakan pupuk kandang (kotoran) juga berpotensi menularkan penyakit cacingan. "Sebaiknya, sayur-sayuran tersebut dimasak terlebih dahulu minimal pada suhu 60 derajat celcius. Bisa juga dibersihkan dengan lebih teliti yakni setiap daun dari sayuran tersebut dibersihkan," ujar Endang.

450 Ribu orang

Sementara itu, Kadis Kesehatan Kota Medan dr. Umar Zein, DTM&H, SpPD-KPTI mengatakan, ada sekitar 450 ribu anak-anak terdiri dari 200 ribu balita dan 250 ribu anak usia Sekolah Dasar (SD) di Kota Medan yang akan menjadi target pemberian obat cacing serta vitamin A.

Menurut Umar Zein, obat cacing yang diberikan tersebut berupa tablet hisap yang mudah dikonsumsi anak-anak. Dengan adanya program ini, diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya kasus cacingan pada anak-anak. Selain itu, lanjut Umar Zein, vitamin A yang diberikan kepada anak-anak bertujuan untuk mencegah kasus buta senja, untuk kesehatan kulit dan rambut. "Bantuan dari Vitamin Angels dan Save The Children ini akan didistribusikan di Kecamatan Belawan," ujarnya.

Sebelumnya, Executive Director Vitamin Angels Howard Schiffer mengatakan, pihaknya berupaya memerangi kekurangan vitamin A bagi anak-anak di seluruh dunia sejak tahun 1994. "Kita tahu bahwa vitamin A dapat menyelamatkan hidup dan mencegah kebutaan pada anak-anak," ujarnya.

Sedangkan Penasehat Program Kesehatan dan Nutrisi Save The Children Tobias Stillman mengatakan, Vitamin Angels akan mendonasikan suplemen vitamin A dan obat cacing untuk program Save The Children di 15 negara. Diharapkan, program ini dapat menjangkau ribuan anak-anak di Indonesia. Hadir dalam acara tersebut antara lain Kordinator Kesehatan Save The Children Medan dr. Delyuzar, SpPA, Communications & Information Manager Save The Children Patricia Norimarna dan lain-lain. (m26)

SUMBER : Waspada Online

http://www.waspada.co.id Menggunakan Joomla! Generated: 28 August, 2008, 12:28

Tidak ada komentar: