Dalam banyak hal, masyarakat kita masih banyak dipengaruhi oleh paham-paham dan kepercayaan turun temurun yang secara sadar maupun tidak, masih melekat erat dan menjadi 'sopir' bagi sikap dan tingkah laku dalam bermasyarakat.
Ambil contoh : Banyak orangtua kita yang menyatakan hal-hal yang gaib pada saat seorang ibu setelah melahirkan. "Tidak boleh makan telur ya, nanti darahnya lambat berhenti!", "Jangan kerja dulu...jangan ini lah, jangan itu lah..." Atau juga ada yang menyatakan bahwa : "Eiit, nggak boleh jalan melalui di bawah jemuran, nanti bisa penyakitan...". Cerewet...? Boleh jadi! Tapi bila kita kaji lebih mendalam lagi, banyak juga hikmah yang terkandung di dalamnya. Kali ini kita tidak bicara soal hikmahnya....!
Dalam kajian skripsi sebagai Tugas Akhir di Fakultas Kesehatan Masyarakat yang lalu, terfokus pada Sikap dan Perilaku Masyarakat yang berkaitan dengan terjadinya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan penyakit lingkungan. Ribet ya...?
Penyakit lingkungan yang dimaksud disini adalah penyakit pada manusia yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak higienis. Misalnya : cacingan.
Dari hasil kajian sementara bahwa Penyakit cacingan yang ada sebagian besar diakibatkan oleh sikap/pandangan masyarakat itu sendiri. Seperti apa...? Yah, seperti yang disebutkan di atas tadi! Dipengaruhi kepercayaan turun temurun.
Sebagian besar masyarakat (lebih dari 50 %) percaya bahwa penyakit cacingan disebabkan oleh makan kelapa parut! Masyarakat mengenalnya sebagai kremian. Bentuknya persis kelapa parut!
Ditanya tentang hubungannya dengan penyebab. Masyarakat memberikan tanggapan bahwa memang begitu kepercayaan yang telah ada dan berlaku sejak nenek moyang mereka.
Bila ditinjau lebih teliti lagi, mungkin saja kelapa parut dapat menyebabkan penyakit cacingan. Tetapi bukan penyebab langsung. Penyebab mendasarnya justru berasal dari sikap masyarakat, umumnya anak-anak yang mengkonsumsi kelapa parut. Bisa saja dari tangan mereka yang tidak bersih atau proses pengolahan kelapa-nya yang tidak bersih. Namun dari sikap semacam itu, dan beberapa parameter lainnya yang tersimpul dalam kajian akhirnya : masyarakat masih percaya dan terikat 'kontrak' seumur hidup dengan kepercayaan yang memang telah berlangsung semenjak nenek moyang mereka.
Perlu pembelajaran dan pendekatan yang lebih baik lagi untuk perbaikan sikap masyarakat agar menjadi lebih bersikap rasional dan realistis.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar