Infeksi kecacingan merupakan faktor penyebab terpenting oleh karena prevalensinya di Indonesia cukup tinggi, terutama cacing tambang yang dapat menimbulkan anemia gizi, yaitu menyebabkan terjadinya perdarahan menahun. Keadaan ini tidak dapat ditolerir oleh golongan yang kebutuhan akan zat besinya sangat tinggi termasuk ibu hamil .
Apabila jumlah cacing semakin meningkat maka, kehilangan darah akan semakin meningkat, sehingga mengganggu keseimbangan zat besi karena zat besi yang dikeluarkan lebih banyak dari zat besi yang masuk. Di daerah tropis terutama di daerah pedesaan, konsumsi zat besi bersifat marginal, oleh karena itu kondis lingkungan dan prevalensi infeksi kecacingan juga tinggi maka, kedua faktor inilah yang merupakan penyebab terpenting anemia kurang besi. Tetapi faktor mana yang lebih dominan ditentukan pula oleh keadaan setempat terutama oleh :
1. kandungan total zat besi dan bioavailabilitas besi dalam makanan;
2. status cadangan besi populasi;
3. intensitas dan lamanya infeksi kecacingan.
Prevalensi infeksi kecacingan di Indonesia sangat tinggi tetapi intensitas infeksi umumnya ringan jarang dijumpai infeksi berat. Dengan demikian kontribusi atau peranan infeksi kecacingan terhadap anemia kurang besi itu memang ada. Tetapi sampai berapa besar peranan infeksi kecacingan sebagai penyebab anemia kurang besi di Indonesia hingga saat ini belum pernah diungkapkan dan nampaknya memerlukan penelitian yang lebih terarah kepada masalah kontribusi infeksi kecacingan terhadap anemia kurang besi pada ibu hamil.
Sumber : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar